Kamis, 30 Juni 2011

Titik Berangkat

"Dasar kau bantal!
Sial kau guling!
Kurang ajar kau kasur!"

Aku menuhankan kalian,sampai kedipan mata hari ini
Kalian bagai aurat tubuh pemancing syahwat, menebar was-was ke puncak birahi

Berlama-lama bercinta dengan kalian,
Bejuta-miliar waktu dibuang tak bermakna

"Hei! pergilah jauh jangan kembali!"

Selasa, 28 Juni 2011

Cerita Sore Hari

Antara sekat, bunyi, dan jilbab hitam

Antara sekat yang membuat diam dan tak berkutik saat benar-benar berhadapan. Saat jarak siap memuntahkan kata-kata, saat itulah batas imajiner itu muncul. Membuat nyali terputus dan hilang begitu saja.

Antara bunyi yang mengendap di hati. Kalimat syahdu berbuih asa tentang harapan-harapan penerimaan tanda kasih. Tersimpan rapi dalam rak pemujaan. Yang tak mampu keluar menyetubuhi. Mengendap akhirnya dan tak mampu dikatakan. Sia-sia. Kabur sudah peluang.

Antara jilbab hitam yang selalu keluar dari sarang imajinasi. Selalu menjadi solusi penyiram rasa rindu. Cukup membayangkan dan menatap dari balik jendela malu. Adalah simbol ketenangan dari kegalauan terus menerus. Adalah jalan terakhir memasuki ruang mimpi . Melihat sampai bosan. Sampai sungguh-sungguh memiliki khayalan.

Antara sekat, bunyi, dan jilbab hitam
Antara ketidakoptimisan, pecundang, dan tak masuk akal.
Terjebak bayang masa lalu dan modernitas yang menyerbu.

Semuanya yang berujung pada pemaksaan adalah kejahatan!

Tak peduli
Mereka bilang harus!
Tetap terserah mereka
Tak peduli
Ini mendung tak berarti apa-apa
Tak ada kekuasaan tak ada siapa-siapa
Memuja-muja tradisi
Memaksakan pada khalayak
Bertanya seseorang tentang struktur
Mereka tak berkutik, mengelak dari jujur takut ajur
Dan berpayung berbagai alasan
Berakar pada masing-masing kepala
Ini tidak bisa diterima!
Aku melawan!