Sabtu, 30 Maret 2013

Ke-ka-sih

Rasa tidak akan pernah ajeg. Kalaupun ada itu hal yang mustahil.

Rasa tidak akan pernah berhenti di satu posisi. Rasa akan selalu bergerak mencari titik-titik ketenangan, kenyamanan, keheningan, dan segala sifat-sifat menentramkan lainnya. Dengan proses sedemikian rupa, rasa akan selalu dihinggapi kegelisahan, kegundahan, dan kebimbangan, juga keraguan. Sebelum akhirnya menemukan posisi damai. Proses ini seperti roda berputar, rasa selalu mengalami tingkat kenyamanan sebelum akhirnya kembali ke tingkat paling pahit, dan seterusnya- dan seterusnya, selalu bergerak berputar.

Itulah alasan mengapa Gusti menciptakan dan memberikan seseorang pria atau wanita, yang dengan segala sifat maupun sikap-nya, mereka saling kasih- mengasihi, lalu saling menyematkan status diantara keduanya yang tak tervisualkan kata ataupun gambar, yaitu kekasih.

Kekasih, saling menyayangi, mengasihi satu sama lain, puncak proses pencarian jati diri, menyelami dan menemukan ketentraman rasa yang terus bergerak dan berlarian kesana kemari.

Kekasih, proses mencari kelemahan-kelemahan diri hingga akhirnya lahir sebuah sikap saling mengalah, saling memahami, juga saling bersabar demi memperoleh ketenangan-keheningan rasa.

31 Maret 2013
Di dalam kata-kata