Di dalam matamu aku melihat waktu berjalan mundur dan kau menikmati semua yang hadir disana
Datanglah senja dengan kedalaman yang membuatmu tenggelam kegirangan
Di kejauhan kesabaran melihat seksama rupa kesedihan inginnya hampiri dan memeluk
Engkau berjalan melingkari bayangmu, teguh mengikuti tekun langkahkan kaki
Tapi bayangan tetap menghindar berjalan satu langkah lebih cepat dari dirimu
Aku melihatmu menyerah dan tertawa sembunyi dari masalah
Tertawamu membangunkan sesuatu di atas kepala
Itulah Tuhan, menjelma sebagai rerintik hujan menghiasi sore bersama sinar matahari lembut
Semuanya mengalir tiada terencana
Hujan memberimu kesempatan untuk leluasa menangis
Air matamu bercampur udara lembab
Air matamu
Air mata tuhan
Yang akan selalu memberiku tanya: Kapan kau mengizinkan diriku hanyut bersamamu?
Kota Jogja,
dinihari, 18 Maret 2014
Senin, 17 Maret 2014
Senin, 10 Maret 2014
Hanyut
Kita terbang mengawan angkasa
menyapa matahari menikmati hangatnya
bersaksi atas sore lalu mencuri senja
dari hujan-hujan yang buat resah menjadi-jadi
dari waktu-waktu yang rebut peluk kita
Oh, kita melayang mabuk di udara
Oh, kita memejam saling doa tabahkan jiwa
Oh, kita bersama menyatu…
Berjalan dan tidak sendirian...
Maret, 2014
menyapa matahari menikmati hangatnya
bersaksi atas sore lalu mencuri senja
dari hujan-hujan yang buat resah menjadi-jadi
dari waktu-waktu yang rebut peluk kita
Oh, kita melayang mabuk di udara
Oh, kita memejam saling doa tabahkan jiwa
Oh, kita bersama menyatu…
Berjalan dan tidak sendirian...
Maret, 2014
Langganan:
Postingan (Atom)