Senin, 05 September 2011

Apa itu lagu-lagu cinta ?


 Tanpa sengaja sore tadi saya mampir ke akun jejaring sosial Twitter Efek Rumah Kaca dan membaca salah satu tulisan penggemar ERK yang isinya begini: 
 @efekrumahkaca adalah sebuah langkah nyata menuju pencerahan musik indonesia yg gelap gulita oleh lagu-lagu cinta”.  
Entah kenapa saat melihat tulisan ini, pikiran saya selalu ingin berontak dan ingin sekali rasanya bertemu dengan si penulis, sekedar berbincang, bertukar rasa, dan sedikit menekan si penulis dengan pikiran saya. Betapa tidak, tulisan ini membuatku gusar, lagu-lagu cinta apa yang dimaksudkan penulis? Bukankah semua lagu itu berisi tentang cinta ? Relevansi  seperti apa lagu-lagu cinta dengan ERK ? Kalo memang si penulis telah membuat batasan jelas ERK dengan band-band lainya atas dasar lagu-lagu cinta, berarti si penulis telah membuang jauh atau bahkan melupakan lagu Di Udara karya ERK yang notabene lagu itu adalah lagu cinta tulus ERK untuk Almarhum Munir. Atau ingatkah lagu pujian dan kasih sayang dari seorang Lilis Suryani berjudul Oentok Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno, yang didedikasikan kepada Presiden Soekarno, presiden RI pertama. Apakah dua lagu itu membuat gelap gulita bangsa kita? Dua contoh diatas merupakan lagu-lagu cinta dan menepis tudingan penulis bahwa lagu-lagu cinta membuat gelap gulita. Lagu-lagu ini tidak saja mengobati rasa kangen para pendengarnya, bahkan lebih dari itu, lagu itu memancarkan dan mengobarkan semangat yang dalam kepada para pendengar atas apa yang telah dialami oleh dua orang tokoh diatas.
Mungkin penafsiran lagu-lagu cinta yang dimaksudkan oleh penulis adalah lagu-lagu mellow bertemakan dua orang sepasang kekasih yang berpadu cinta. Kalaupun demikian, lagu-lagu bertema itu juga tidak menimbulkan kemuraman dan kehancuran. Tidak ada lagu-lagu cinta yang membuat gelap gulita. Semua lagu berakar pada cinta, kepada sahabat, pacar, orangtua, binatang, alkohol, bahkan lagu tentang sesama jenis. Itu semua adalah lagu-lagu cinta!
Agaknya penulis telah lupa bahwa lagu-lagu cinta itu masih bermakna luas. Penulis harus lebih berhati-hati lagi dalam proses pemilihan kata untuk bergumul dalam dunia wacana ini. Apabila tidak, proses penafsiran dari batin menuju ke dunia tulis menulis tidak akan sampai dengan jelas ke pembaca, bila proses pemilihan kata tidak dilakukan dengan benar.
Jadi lagu-lagu cinta yang membuat gelap gulita Indonesia seperti yang telah dituduhkan penulis diatas adalah salah kaprah dan harus diluruskan. Karena bila tidak, orang-orang yang baru belajar dalam wacana ini ataupun masyarakat awam dapat teracuni pikirannya yang dapat berakibat sempitnya pikiran orang-orang dalam berpendapat. Harusnya penulis dapat dengan jelas menuliskan seperti apa yang dimaksud dengan lagu-lagu cinta itu. Jangan malah menyempitkan makna frase yang berujung pada penafsiran bodoh dan membuahkan prasangka-prasangka buruk terhadap sesuatu. Sekian!
Maju musik Indonesia, jayalah selalu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar