Selasa, 25 Desember 2012

Diam

Percakapan lalu diam.
Kau memandangku lelap.
Menyapukan senyum rindu berminggu-minggu.
Matamu yang empat kemudian menodongku
menanyakan kenapa ku pergi cepat.
Entah. Kujawab dengan diam dan meringis seadanya.
Tapi bibirmu menangkap lain: "Oh", katamu.
"Maaf, waktu itu ada acara"
"Ya, nggak apa-apa, maklum kan kamu orang sibuk"
Sebetulnya tidak ada yang lebih sibuk dan kesibukan selain mempersiapkan apa-apa untuk menemuimu.
Menyiapkan segala amunisi kekebalan mental bercakap denganmu.
Melatih cara tutur dan mengahapal kosa kata.
Merapal depan cermin guna bersiap ke medan laga: Berdialog denganmu.
"Jam malammu masih sama?"
"Ya, kenapa?"
"Besok kujemput di rumah jam tujuh malam"
"Baik, kemana kita pergi?" 
"Warung kopi yang dahulu pernah kita bahas"
"Hmmm, janji ya?"
Aku pun mengangguk. Dia pun tersenyum.
Sambil membetulkan letak kacamata, ia berseru:
"Semoga besok aku bisa menikmati kopi bersamamu"
Pecakapan lalu diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar