Sabtu, 16 Agustus 2014

Surat Cinta Untukmu



Pada suatu sore saat santai menikmati kopi serta mahasiswa yang lekas dari ruang kuliah, di bawah bangku sebelah timur kantin kampus, kutemukan sebuah kertas lusuh, dan ternyata itu adalah sebuah surat, surat yang gagal menurutku, tetapi juga sangat menyentuh hati, beginilah isinya:



"Aku berhenti lama ketika akan menulis sesuatu disini. Aku bingung akan menulis apa. Puisi atau cerpen entahlah. Aku tidak berbakat menulis? Seandainya aku bisa menulis, aku akan menulis surat cinta untukmu. Seandainya.

Mungkin beginilah contoh tulisanku yang sedikit acak-adut...
Surat cinta untukmu,
Surat cinta ini adalah surat cinta untukmu. Surat yang kaku dan kering seperti bentuk huruf-huruf yang terangkai ini. Aku tidak biasa menulis sesuatu romantis. Sesuatu berbentuk harum bunga mawar atau ciuman hangat di malam minggu. Tidak, itulah jawaban ketika kau bertanya tentang penagalamanku bercakap bersama perempuan. Apalagi perempuan sepertimu. Mana aku berani. Toh buktinya, aku hanya bisa berani lewat surat ini. Dan aku tidak bisa membayangkan membacakan surat ini di depanmu. Pasti terasa hambar dan mengurangi kadar optimismu untuk menjalani kehidupan. Perempuan cantik adalah dambaan seorang pria. Seorang pria. Bukan seorang pengecut seperti aku. Apakah seorang pengecut boleh berharap meraih cintamu? Jangan dijawab. Jangan membuatku kecewa. Kamu cukup tertawa saja. Anggaplah hal ini sebuah candaan saja. Mana mungkin orang sepertiku mendapatkan sesuatu yang penuh kehangatan dan ketentraman, perempuan sepertimu. Mana mungkin.
Surat cinta untukmu, aku ingin mengutarakan sesuatu. Aku tertarik padamu. Seperti halnya pelangi selalu bercokol di pegunungan sehabis hujan. Seperti kupu-kupu yang selalu ditebak sebagai tanda akan ada tamu datang. Aku menyukaimu. Senyummu memberi kehangatan. Gerak hidungmu memompa gairahku untuk selalu masuk kelas filsafat. Aku menyukaimu. Suaramu hidup membangunkan jiwaku yang malas. Membangunkan diriku yang tidur. Kamu adalah anugrah bagiku. Anugrah bagi seluruh makhluk yang hidup di bumi. Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Walau hanya berani lewat surat ini….

Terimakasih karena telah sudi membaca surat ini, tertanda dariku,
Orang Yang Menatap Matamu Di Saat Kamu Pergi Ke Surau Tadi Siang".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar