Pada suatu sore saat santai menikmati kopi serta mahasiswa yang lekas dari ruang kuliah, di bawah bangku sebelah timur kantin kampus, kutemukan sebuah kertas lusuh, dan ternyata itu adalah sebuah surat, surat yang gagal menurutku, tetapi juga sangat menyentuh hati, beginilah isinya:
"Aku berhenti
lama ketika akan menulis sesuatu disini. Aku bingung akan menulis apa. Puisi
atau cerpen entahlah. Aku tidak berbakat menulis? Seandainya aku bisa menulis,
aku akan menulis surat cinta untukmu. Seandainya.
Mungkin beginilah contoh tulisanku yang sedikit acak-adut...
Surat cinta
untukmu,
Surat cinta ini
adalah surat cinta untukmu. Surat yang kaku dan kering seperti bentuk
huruf-huruf yang terangkai ini. Aku tidak biasa menulis sesuatu romantis.
Sesuatu berbentuk harum bunga mawar atau ciuman hangat di malam minggu. Tidak,
itulah jawaban ketika kau bertanya tentang penagalamanku bercakap bersama
perempuan. Apalagi perempuan sepertimu. Mana aku berani. Toh buktinya, aku
hanya bisa berani lewat surat ini. Dan aku tidak bisa membayangkan membacakan
surat ini di depanmu. Pasti terasa hambar dan mengurangi kadar optimismu untuk
menjalani kehidupan. Perempuan cantik adalah dambaan seorang pria. Seorang
pria. Bukan seorang pengecut seperti aku. Apakah seorang pengecut boleh
berharap meraih cintamu? Jangan dijawab. Jangan membuatku kecewa. Kamu cukup
tertawa saja. Anggaplah hal ini sebuah candaan saja. Mana mungkin orang
sepertiku mendapatkan sesuatu yang penuh kehangatan dan ketentraman, perempuan
sepertimu. Mana mungkin.
Surat cinta
untukmu, aku ingin mengutarakan sesuatu. Aku tertarik padamu. Seperti halnya
pelangi selalu bercokol di pegunungan sehabis hujan. Seperti kupu-kupu yang
selalu ditebak sebagai tanda akan ada tamu datang. Aku menyukaimu. Senyummu
memberi kehangatan. Gerak hidungmu memompa gairahku untuk selalu masuk kelas
filsafat. Aku menyukaimu. Suaramu hidup membangunkan jiwaku yang malas.
Membangunkan diriku yang tidur. Kamu adalah anugrah bagiku. Anugrah bagi
seluruh makhluk yang hidup di bumi. Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Walau hanya
berani lewat surat ini….
Terimakasih
karena telah sudi membaca surat ini, tertanda dariku,
Orang Yang
Menatap Matamu Di Saat Kamu Pergi Ke Surau Tadi Siang".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar