Rabu, 02 Januari 2013

Membaca Lewat Foto


Dari waktu ke waktu penggunaan teknologi untuk mengaktualisasi diri semakin tinggi. Di era digitalisasi sekarang memungkinkan manusia untuk tampil ke khalayak. Salah satu medianya adalah jejaring sosial. Adanya media ini membuat orang-orang berlomba untuk menunjukkan eksistensi mereka.

Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang digemari masyarakat kebanyakan. Ia seakan makanan wajib bagi orang-orang. Barangsiapa belum memiliki akun ini rasanya kurang mantab menjalani aktivitas sehari-hari.

Jejaring sosial ini memiliki fitur lengkap daripada lainnya. Ia memungkinkan kita untuk menambah dan menyimpan berbagai informasi atau identitas tentang kita. Mulai dari biodata, tempat untuk mengutarakan pendapat (baca: wall) hingga layanan mengarsip foto-foto. Seiring berjalannya hari bersamaan dengan aktivitas kita, mau tidak mau merangsang orang-orang untuk meng-update terus informasi tentang diri di dalam akun FB masing-masing.

Foto Profil Cerminan Diri
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Istilah umumnya, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Dunia ini sudah semakin canggih. Teknologi-teknologi paling anyar dihasilkan. Hubungan komunikasi lebih gampang. Memungkinkan kita untuk memperpendek waktu dan jarak. Rasa kangen seseorang terhadap seseorang lainnya kini tidak lagi harus ditempuh susah-susah. Hanya dengan mengakses internet, memiliki akun FB, dan berselancar di dalamnya, kita, setidaknya telah mengobati kerinduan yang mengendap.

Handphone berkamera, DSLR, smartphone, dsb yang dimiliki oleh para masyarakat Indonesia benar-benar dimanfaatkan dengan baik disini. Dengan alat-alat ini, seseorang dengan mudah mengambil gambar dengan segala pose dan latar belakang. Penggunaan teknologi perekam yang canggih tidak disia-siakan, apalagi oleh anak-anak muda jaman sekarang.

Keadaan ini mempengaruhi gaya hidup dan berpakaian anak-anak muda. Agar terlihat seperti yang dicitrakan akun FB-nya, mereka berusaha tampil modis dan selalu update fashion hari ini”. Juga dalam berperilaku terkadang mereka terkesan memaksakan – menempelkan – citra gambarnya.

Foto profil seseorang di akun FB juga bisa menjadi pusat riset kecil-kecilan. Foto profil ini juga dapat memberikan kesimpulan kecil karakter seseorang. Dengan melihat “penampakan” gambar seseorang di akun FB seseorang, kita mengamati dan mencermati – mereka-reka – sifat atau kehidupan orang yang di investigasi.

Tetapi, di dalam facebook, kita tidak boleh secara instan dan mutlak melakukan justifikasi ataupun proses pelabelan. Disini kita tak bisa sepenuhnya mengetahui isi kepala seseorang tanpa melakukan proses dialog. Namun, secara garis besar, pemikiran seseorang itu dapat dilihat dari ideologi visualnya – meminjam istilah John Fiske.

Menurut pengamatan saya, visual seseorang di dalam FB sangat mempengaruhi orang-orang untuk mengunjungi akun FB-nya. Tetapi tidak semata-mata faktor fisik saja – walaupun ada orang-orang yang secara tegas memakai faktor ini dalam melakukan komunikasi – ada juga seseorang tertarik dengan foto-foto aktivitasnya.

Album foto, adalah yang sering dikunjungi orang-orang jika mengakses FB. Alasannya sederhana, proses pengenalan via dunia maya tidak hanya sebatas nama, tetapi juga harus memajang atau melihat foto seseorang. Dengan rumus ini, foto disini menjadi hal vital dalam mempengaruhi orang berkomunikasi.

Foto Pemicu Kreatifitas
Secara mendalam, foto profil facebook atau kumpulan-kumpuan foto yang di upload merupakan obat penumbuhkembangan ide. Dalam hal ini merangsang ego kita untuk bergerak. Ego untuk berusaha menyaingi sesuatu yang dilihatnya – visual foto. Rasa tidak mau kalah, dalam artian positif, muncul begitu saja ketika kita “mengunjungi” akun FB seseorang.

Seperti yang saya kemukakan diatas, zaman teknologi sekarang telah mempengaruhi kehidupan anak muda. Mulai dari gaya berpakaian, kebiasaan, maupun ideologi pikirannya. Facebook adalah salah satu alat indikasi untuk mengetahui sifat-sifat orang. Juga merupakan sebuah media penumbuh kecemburuan yang ampuh.

Bagaimana tidak? Banyak orang yang tergerak hatinya untuk lebih menunjukkan siapa dirinya setelah “berselancar” di FB. Dan berlomba-lomba untuk meng-upload sebanyak-banyaknya foto dirinya atau bersama kawan-kawannya. Tak lain dan tak bukan hanya ingin membuktikan bahwa dirinya ada. Eksis.

Bukti eksistensi yang berupa foto di dalam FB semakin menjadi-jadi. Sekarang, tidak sahih rasanya jika jalan-jalan tanpa potret-memotret. Tanpa mendokumentasikan acara.

Tetapi, jika kita terlalu berlebihan dalam menerima produk budaya ini akibatnya fatal juga. Meng-upload foto paling pribadi, menulis segala informasi yang bukan konsumsi publik, dan menginformasikan secara serampangan perihal pribadi kita mengakibatkan image buruk bagi kita. Dan lebih parah jika kita meng-upload yang bukan milik kita dan bersifat rahasia, bisa-bisa kita dituntut atas dasar pencemaran nama baik seseorang. Tapi apakah itu akan terjadi? Mungkin ya, mungin tidak. Tergantung keseriusan calon pelapor sih.

Facebook – yang merupakan produk budaya asing - dengan segala fitur, manfaat, dan dampaknya sudah menjadi “kebiasaan” baru di masyarakat. Kita tak perlu ketakutan dan lari tunggang langgang. Yang kita perlukan adalah mencermati dan membuat celah. Menjadikan facebook museum arsip pribadi atau sekedar pasar malam semata. Tetapi yang pasti, jangan sampai kita diperalat olehnya. Apalagi menjadikannya semacam sesembahan di dunia.

Sekian!

1 komentar: