Dari waktu ke waktu
penggunaan teknologi untuk mengaktualisasi diri semakin tinggi. Di era
digitalisasi sekarang memungkinkan manusia untuk tampil ke khalayak. Salah satu
medianya adalah jejaring sosial. Adanya media ini membuat orang-orang berlomba
untuk menunjukkan eksistensi mereka.
Facebook
merupakan
salah satu jejaring sosial yang digemari masyarakat kebanyakan. Ia seakan
makanan wajib bagi orang-orang. Barangsiapa belum memiliki akun ini rasanya
kurang mantab menjalani aktivitas sehari-hari.
Jejaring sosial ini
memiliki fitur lengkap daripada lainnya. Ia memungkinkan kita untuk menambah
dan menyimpan berbagai informasi atau identitas tentang kita. Mulai dari
biodata, tempat untuk mengutarakan pendapat (baca: wall) hingga layanan mengarsip foto-foto. Seiring berjalannya hari
bersamaan dengan aktivitas kita, mau tidak mau merangsang orang-orang untuk meng-update terus informasi tentang diri di
dalam akun FB masing-masing.
Foto
Profil Cerminan Diri
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari
kata Yunani yaitu "photos" :
Cahaya dan "Grafo" :
Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Istilah umumnya, fotografi berarti proses atau
metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling
populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Dunia ini sudah semakin
canggih. Teknologi-teknologi paling anyar dihasilkan. Hubungan komunikasi lebih
gampang. Memungkinkan kita untuk memperpendek waktu dan jarak. Rasa kangen
seseorang terhadap seseorang lainnya kini tidak lagi harus ditempuh
susah-susah. Hanya dengan mengakses internet, memiliki akun FB, dan berselancar
di dalamnya, kita, setidaknya telah mengobati kerinduan yang mengendap.
Handphone berkamera,
DSLR, smartphone, dsb yang dimiliki oleh para masyarakat Indonesia benar-benar
dimanfaatkan dengan baik disini. Dengan alat-alat ini, seseorang dengan mudah
mengambil gambar dengan segala pose dan latar belakang. Penggunaan teknologi
perekam yang canggih tidak disia-siakan, apalagi oleh anak-anak muda jaman
sekarang.
Keadaan ini
mempengaruhi gaya hidup dan berpakaian anak-anak muda. Agar terlihat seperti
yang dicitrakan akun FB-nya, mereka berusaha tampil modis dan selalu update “fashion hari ini”. Juga dalam
berperilaku terkadang mereka terkesan memaksakan – menempelkan – citra gambarnya.
Foto profil seseorang
di akun FB juga bisa menjadi pusat riset kecil-kecilan. Foto profil ini juga
dapat memberikan kesimpulan kecil karakter seseorang. Dengan melihat “penampakan”
gambar seseorang di akun FB seseorang, kita mengamati dan mencermati –
mereka-reka – sifat atau kehidupan orang yang di investigasi.
Tetapi, di dalam
facebook, kita tidak boleh secara instan dan mutlak melakukan justifikasi
ataupun proses pelabelan. Disini kita tak bisa sepenuhnya mengetahui isi kepala
seseorang tanpa melakukan proses dialog. Namun, secara garis besar, pemikiran
seseorang itu dapat dilihat dari ideologi visualnya – meminjam istilah John
Fiske.
Menurut pengamatan
saya, visual seseorang di dalam FB sangat mempengaruhi orang-orang untuk mengunjungi
akun FB-nya. Tetapi tidak semata-mata faktor fisik saja – walaupun ada
orang-orang yang secara tegas memakai faktor ini dalam melakukan komunikasi –
ada juga seseorang tertarik dengan foto-foto aktivitasnya.
Album foto, adalah yang
sering dikunjungi orang-orang jika mengakses FB. Alasannya sederhana, proses
pengenalan via dunia maya tidak hanya sebatas nama, tetapi juga harus memajang
atau melihat foto seseorang. Dengan rumus ini, foto disini menjadi hal vital
dalam mempengaruhi orang berkomunikasi.
Foto
Pemicu Kreatifitas
Secara mendalam, foto
profil facebook atau kumpulan-kumpuan
foto yang di upload merupakan obat
penumbuhkembangan ide. Dalam hal ini merangsang ego kita untuk bergerak. Ego untuk
berusaha menyaingi sesuatu yang dilihatnya – visual foto. Rasa tidak mau kalah,
dalam artian positif, muncul begitu saja ketika kita “mengunjungi” akun FB
seseorang.
Seperti yang saya kemukakan
diatas, zaman teknologi sekarang telah mempengaruhi kehidupan anak muda. Mulai dari
gaya berpakaian, kebiasaan, maupun ideologi pikirannya. Facebook adalah salah satu alat indikasi untuk mengetahui sifat-sifat
orang. Juga merupakan sebuah media penumbuh kecemburuan yang ampuh.
Bagaimana tidak? Banyak
orang yang tergerak hatinya untuk lebih menunjukkan siapa dirinya setelah “berselancar”
di FB. Dan berlomba-lomba untuk meng-upload
sebanyak-banyaknya foto dirinya atau bersama kawan-kawannya. Tak lain dan
tak bukan hanya ingin membuktikan bahwa dirinya ada. Eksis.
Bukti eksistensi yang
berupa foto di dalam FB semakin menjadi-jadi. Sekarang, tidak sahih rasanya jika
jalan-jalan tanpa potret-memotret. Tanpa mendokumentasikan acara.
Tetapi, jika kita
terlalu berlebihan dalam menerima produk budaya ini akibatnya fatal juga. Meng-upload
foto paling pribadi, menulis segala informasi yang bukan konsumsi publik, dan
menginformasikan secara serampangan perihal pribadi kita mengakibatkan image buruk bagi kita. Dan lebih parah
jika kita meng-upload yang bukan
milik kita dan bersifat rahasia, bisa-bisa kita dituntut atas dasar pencemaran
nama baik seseorang. Tapi apakah itu akan terjadi? Mungkin ya, mungin tidak. Tergantung
keseriusan calon pelapor sih.
Facebook
– yang merupakan produk budaya asing - dengan segala fitur, manfaat, dan
dampaknya sudah menjadi “kebiasaan” baru di masyarakat. Kita tak perlu ketakutan
dan lari tunggang langgang. Yang kita perlukan adalah mencermati dan membuat
celah. Menjadikan facebook museum arsip
pribadi atau sekedar pasar malam semata. Tetapi yang pasti, jangan sampai kita
diperalat olehnya. Apalagi menjadikannya semacam sesembahan di dunia.
Sekian!
social media menunjukkan karakter masa kini :)))
BalasHapus