Sampul Depan |
Sampul Belakang |
Foto Sampul Belakang |
"Petani-petani kita mengusahakan bidang tanah yang sangat kecil sekali. Mereka adalah korban dari sistem feodal, dimana pada mulanya petani pertama diperas oleh bangsawan yang pertama dan seterusnya sampai ke anak cucunya selama berabad-abad. Rakyat yang bukan petani pun menjadi korban daripada imperialisme perdagangan Belanda, karena nenek moyangnya telah dipaksa untuk hanya bergerak di bidang usaha yang kecil sekedar memperpanjang hidupnya. Rakyat yang menjadi korban ini, yang meliputi hampir seluruh penduduk Indonesia, adalah Marhaen"
"Saudara-saudaraku yang tercinta, laut yang menderu memukul-mukul ke pantai di cahaya senja, bagiku adalah jiwanya Indonesia yang bergerak dalam gemuruhnya gelombang samudra.Bila kudengar anak-anak ketawa, aku mendengar Indonesia. Manakala aku menghirup bunga-bunga, aku menghirup Indonesia. Inilah tanah-air kita bagiku"
"Orang kiri adalah mereka yang menghendaki perubahan kekuasaan kapitalis, imperialis yang ada sekarang, Kehendak untuk menyebarkan sosial adalah kiri. Ia tidak perlu Komunis. Orang kiri bahkan dapat bercekcok dengan orang Komunis. Kiriphobi, penyakit takut akan cita-cita kiri, adalah penyakit yang kutentang habis-habisan seperti Islamophobi"
"Dengan setiap rambut di tubuhku aku hanya memikirkan tanah-airku. Dan tidak ada gunanya bagiku melepaskan beban dari dalam hatiku kepada setiap pemuda yang datang kemari. Aku telah mengorbankan hidupku untuk tanah ini. Tidak menjadi soal bagiku, apakah orang mencapku kollaborator. Saya tidak perlu membuktikan kepadanya atau kepada dunia, apa yang telah saya kerjakan. Halaman-halaman dari revolusi Indonesia akan ditulis dengan darah Soekarno. Sejarahlah yang akan membersihkan namaku ........."
"Apabila aku telah mencapai sesuatu selama di atas dunia, ini adalah karena rakyatku. Tanpa rakyat aku tidak berarti apa-apa. Kalau aku mati, kuburkanlah Bapakmu menurut agama Islam dan diatas batu kecil yang bisa sekali engkau tulislah kata-kata sederhana: Disini beristirahat Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar